Abdurrahman Murad
Abdurrahman Murad

Muslimah di Era Digital: Tetap Anggun dalam Kesalehan

 

Kemajuan teknologi digital membawa banyak kemudahan bagi kehidupan manusia, termasuk para muslimah. Sekali klik, kita bisa belajar ilmu agama, berbagi inspirasi, bahkan menjual produk halal dari rumah. Namun di sisi lain, dunia digital juga menghadirkan tantangan baru: ketergantungan pada media sosial, konten-konten yang tak senonoh, dan godaan untuk tampil demi pujian dunia.

Lantas, bagaimana seharusnya seorang muslimah bersikap di tengah derasnya arus digital? Apakah ia harus mundur dari dunia online? Tentu tidak. Islam tidak melarang kemajuan, tapi mengajarkan bagaimana menyikapinya dengan iman dan akhlak.

1. Era Digital: Peluang dan Tantangan Muslimah

Era digital adalah pedang yang bermata dua. Ia bisa saja menjadi ladang pahala atau bahkan jebakan dosa. Media sosial bisa digunakan untuk dakwah, menyebar kebaikan, atau justru ajang pamer diri dan membuka aurat.

Allah berfirman:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).”
(QS. Az-Zalzalah: 7–8)

Postingan, komentar, story, bahkan “like” bisa menjadi catatan amal. Maka dari itu, bijaklah dalam berselancar di dunia maya.

2. Jaga Mata, Jaga Tangan, Jaga Hati

Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا، أَدْرَكَ ذَٰلِكَ لَا مَحَالَةَ
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi anak Adam bagian dari zina, yang pasti akan terkena: zina mata adalah melihat, zina telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara…”
(HR. Bukhari no. 6243, Muslim no. 2657)

Di era digital, zina mata bisa lewat foto-foto terbuka, zina lisan lewat komentar tak pantas, zina jari lewat chat yang menggoda. Karena itu, muslimah dituntut menjaga kesucian diri, tidak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya.

3. Muslimah Cerdas di Media Sosial

Muslimah yang cerdas bukan hanya yang bisa mengedit foto dengan filter terbaik, tetapi yang memfilter hatinya dari riya’ dan ghibah. Ia menahan diri dari “flexing”, menebar aura positif, bukan sekadar pencitraan.

Imam Ibnul Mubarak berkata:

“Bisa jadi seorang yang tampak diam, tapi lisannya tajam lewat tulisannya.”
(dinukil dalam Shifatus Shafwah, Ibnul Jauzi)

Kita harus sadar bahwa status dan caption adalah bagian dari tanggung jawab syar’i. Seorang muslimah hendaknya tidak membuat konten yang membuka aurat, membangkitkan syahwat, atau menjatuhkan orang lain.

4. Tetap Anggun dengan Hijab Digital

Hijab bukan hanya kain penutup kepala, tapi juga benteng akhlak dan kehormatan. Di era digital, hijab harus diiringi dengan adab digital: tidak mengumbar kehidupan pribadi, tidak pamer foto berlebihan, dan tetap menjaga rasa malu.

Rasa malu adalah kemuliaan wanita. Rasulullah bersabda:

الْحَيَاءُ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
"Malu tidak mendatangkan kecuali kebaikan."
(HR. Bukhari no. 6117, Muslim no. 37)

5. Jadilah Influencer Kebaikan

Jika Allah memberi kita banyak pengikut atau pengaruh di media sosial, itu bukan untuk mengejar popularitas, tapi untuk menyebar kebaikan. Jadilah seperti para muslimah salaf yang menebar ilmu, sabar, dan kesantunan.

Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi dalam bukunya Fiqh Sirah menulis:

“Dakwah bukanlah panggung pamer, tetapi jalan sunyi menuju ridha Allah dengan keikhlasan dan pengorbanan.”

Muslimah di era digital bisa menjadi pendakwah yang santun, melalui tulisan, desain, video pendek, atau sekadar komentar yang menyejukkan hati.

6. Gunakan Teknologi untuk Mendekat kepada Allah

Teknologi jangan menjauhkan kita dari Allah. Gunakan waktu daring untuk mengakses kajian, membaca Al-Qur’an lewat aplikasi, mengirim pesan nasihat, dan menjaga silaturahmi. Jangan biarkan gadget membuat kita lalai dari zikir, atau lupa waktu shalat karena scroll tak berujung.

Rasulullah bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
"Dua nikmat yang sering dilalaikan manusia: kesehatan dan waktu luang."
(HR. Bukhari no. 6412)

Waktu luang di dunia digital seharusnya menjadi modal ibadah, bukan tempat menumpuk kelalaian.

Tetap Anggun dalam Kesalehan

Anggun bukan karena gaya berpakaian, tapi karena keteguhan iman dan adab. Muslimah anggun adalah yang rendah hati, tidak silau pujian dunia, dan tetap istiqamah dalam kesalehan meski zaman terus berubah.

Marilah kita menjadi muslimah yang tidak sekadar “update status”, tapi juga “update iman dan amal”, hingga Allah rida kepada kita.

Daftar Pustaka:

  1. Al-Qur’an Surah Az-Zalzalah: 7–8
  2. HR. Bukhari no. 6243, Muslim no. 2657
  3. HR. Bukhari no. 6117, Muslim no. 37
  4. HR. Bukhari no. 6412
  5. Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi, Fiqh Sirah Nabawiyah
  6. Ibnul Jauzi, Shifatus Shafwah

 

 

Posting Komentar