Abdurrahman Murad
Abdurrahman Murad

Doa di Ujung Dahan

"Doa di Ujung Dahan" adalah puisi Islami reflektif yang menggambarkan rapuhnya iman, kerinduan pada Allah, dan harapan yang tumbuh dari luka. Cocok un

 

Di ujung dahan yang rapuh
aku berdiri
tak lagi kokoh menantang badai
tapi gemetar menanti rahmat yang turun dari langit-Mu

Daun-daunku luruh
bukan karena lelah menari
tapi karena angin dunia terlalu kencang
hingga aku lupa arah matahari

Lalu aku berdoa
bukan dengan suara,
tapi dengan retak-retak yang merayap dari kulit batang
dan getah yang tak lagi jernih

Wahai Tuhan yang Maha Melihat,
aku tahu tubuhku tak setegap dulu
tapi akar ini masih mencengkeram harap
pada-Mu, satu-satunya cahaya
di tengah musim yang dingin dan panjang

Jika Engkau tak datangkan hujan,
bisakah Engkau kirimkan embun?
Jika tak bisa lagi aku hijau,
izinkan aku berteduh dalam ampunan-Mu

Doa ini mungkin sunyi
tak terdengar dari akar ke langit
tapi Engkau Maha Mendengar
bahkan yang tak kuucap,
bahkan yang hanya menetes dari luka terdalam

Maka Ya Allah…
jika aku jatuh nanti,
jatuhkan aku ke dalam rahmat-Mu
bukan ke jurang putus asa
bukan ke api murka
tapi ke pelukan-Mu yang tak pernah menolak siapa pun yang kembali

 

Posting Komentar