"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah." (QS. Ibrahim: 34)
Tadi , ketika mata baru terbuka dari tidur yang nyenyak, pernahkah kita mengucap syukur karena Allah masih beri kesempatan untuk menyaksikan fajar yang baru? Atau ketika udara segar masuk ke dalam paru-paru kita, apakah hati sempat bergetar merasakan karunianya yang begitu sederhana namun tak ternilai harganya?
Nikmat yang Tak Tampak Mata
Seringkali kita terjebak dalam rutinitas mencari kebahagiaan dari hal-hal besar. Kenaikan gaji, rumah baru, gadget terbaru, atau liburan ke luar negeri. Padahal, Allah telah menghamparkan jutaan berkah di sekeliling kita yang bahkan tidak pernah kita sadari keberadaannya.
Cobalah sesaat kita menghentikan aktivitas dan rasakan napas yang keluar masuk dari hidung. Sungguh, ini adalah rahmat Allah berikan setiap detik tanpa pernah kita minta. Bayangkan jika Allah mencabut nikmat bernapas ini hanya untuk satu menit saja, betapa berharganya setiap helaan napas yang selama ini kita anggap biasa.
Pagi yang Penuh Berkah
Ketika membuka mata di pagi hari, mata kita langsung bisa melihat dengan jelas. Tangan bisa bergerak untuk mengusap wajah. Kaki bisa melangkah menuju kamar mandi. Telinga mendengar suara burung berkicau di luar jendela. Lidah merasakan manisnya air putih yang membasahi tenggorokan yang kering.
Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang bangun di pagi hari dalam keadaan sehat badannya, aman dalam kaumnya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya."
Betapa sederhana syarat kebahagiaan menurut Islam. Kesehatan, keamanan, dan makanan. Tiga hal yang mungkin sudah kita miliki hari ini, namun jarang kita syukuri dengan sepenuh hati.
Berkah dalam Kebersamaan
Pernahkah kita merenungkan betapa beruntungnya memiliki keluarga yang masih lengkap? Suara tawa anak-anak yang bermain, pelukan hangat orang tua, atau sekadar percakapan ringan dengan pasangan di meja makan. Ini semua adalah hadiah Allah yang tidak bisa dibeli dengan uang sebanyak apapun.
Ada banyak orang di luar sana yang merindukan kehangatan keluarga, yang tidur sendirian tanpa ada yang menanyakan kabar, atau yang makan dalam sunyi tanpa ada yang menemani. Sementara kita, Allah masih memberikan kesempatan untuk merasakan kebersamaan yang tak ternilai ini.
Menciptakan Ritual Syukur Harian
Bagaimana cara kita bisa lebih menghargai nikmat-nikmat sederhana ini? Mulailah dengan menciptakan ritual syukur harian:
Pagi hari, sebelum beranjak dari tempat tidur, ucapkan "Alhamdulillahilladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur" (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya kami akan dibangkitkan).
Setiap kali bernapas dengan sadar, ingatlah bahwa ini adalah karunia Allah yang mengalir tanpa henti.
Saat makan, rasakan setiap suap makanan dengan penuh kesyukuran. Ingatlah berapa banyak proses yang Allah hadirkan hingga makanan itu sampai di piring kita.
Sebelum tidur, luangkan waktu lima menit untuk mengingat tiga hal baik yang terjadi hari itu, betapapun kecilnya.
Transformasi Hati Melalui Syukur
Ketika kita mulai menyadari dan mensyukuri hal-hal kecil, sesuatu yang ajaib terjadi dalam hati. Keluhan-keluhan mulai berkurang. Rasa cemas tentang masa depan perlahan mereda. Hati menjadi lebih tenang dan damai. Ini bukan kebetulan, karena Allah berfirman:
"Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu." (QS. Ibrahim: 7)
Syukur adalah magnet rezeki. Semakin kita bersyukur atas yang kecil, Allah akan mempercayakan yang lebih besar kepada kita. Bukan hanya rezeki materi, tetapi juga ketenangan hati, keberkahan hidup, dan kedekatan dengan Allah SWT.
Hari ini, mari kita mulai dengan mengucap "Alhamdulillah" untuk napas yang masuk dan keluar dari paru-paru kita. Karena di dalam kesederhanaan itulah, tersimpan keajaiban cinta Allah yang tak pernah putus mengalir kepada hamba-hamba-Nya.
Alhamdulillahi rabbil alamiin.
Posting Komentar