Abdurrahman Murad
Abdurrahman Murad

Sedekah di Waktu Sulit Bukti Iman dan Keikhlasan

Sedekah di Waktu Sulit: Bukti Iman dan Keikhlasan

Bersedekah saat kita dalam kondisi berkecukupan tentu lebih mudah. Tapi bersedekah di saat sulit—saat kita sendiri kekurangan—itulah yang lebih berat, namun lebih besar pahalanya di sisi Allah. Allah menyebutnya sebagai salah satu ciri orang yang benar-benar bertakwa.


1. Allah Mencintai Orang yang Tetap Bersedekah Saat Sempit

Dalam Al-Qur’an, Allah memuji orang yang bersedekah, baik saat lapang maupun sempit:

    “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit...”
    (QS. Ali Imran: 134)¹

Ayat ini menunjukkan bahwa keadaan sulit bukan alasan untuk berhenti berbagi. Justru di saat kita memberi di kala susah, itu menjadi bukti kekuatan iman dan ketulusan hati.


2. Sedekah Saat Sulit Akan Dibalas Lebih Besar

Rasulullah ï·º bersabda:

    “Sedekah yang paling utama adalah sedekah saat kamu dalam keadaan sehat, pelit, takut miskin, dan sedang berharap kaya.”
    (HR. Al-Bukhari, no. 1419; Muslim, no. 1032)²

Dalam hadis ini, Nabi menjelaskan bahwa sedekah yang paling utama adalah saat kondisi hati sedang "berat untuk memberi". Misalnya saat penghasilan pas-pasan, banyak kebutuhan, tapi masih menyisihkan sebagian untuk membantu orang lain.

Allah ï·» berjanji dalam Al-Qur’an:

    “Barang siapa meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (balasannya) untuknya...”
    (QS. Al-Baqarah: 245)³

Memberi di waktu sulit, menurut Allah, seperti meminjamkan kepada-Nya langsung, dan Allah pasti membalas dengan kelipatan yang lebih baik.


3. Teladan dari Para Sahabat

Salah satu contoh yang sangat menginspirasi adalah kisah Abu Thalhah. Ketika turun ayat yang menganjurkan sedekah dari harta terbaik, Abu Thalhah langsung mewakafkan kebun paling dia cintai.⁴

Ada juga kisah tentang tiga orang yang diberi ujian dalam gua, dan salah satunya selamat karena dia tidak makan bagian sedekahnya sendiri, meskipun dia dan keluarganya sangat lapar. Allah selamatkan mereka karena amal tersebut.⁵


4. Sedikit Tapi Ikhlas, Tetap Bernilai Besar

Sedekah tidak harus besar nominalnya. Yang penting adalah niat dan keikhlasan.

Rasulullah ï·º bersabda:

    “Takutlah kalian terhadap neraka walau dengan (sedekah) sebutir kurma...”
    (HR. Al-Bukhari, no. 1417)⁶

Artinya, sekecil apa pun yang kita berikan, selama ikhlas, Allah akan menghargainya. Jadi, tidak perlu menunggu kaya untuk bisa membantu orang lain.


5. Sedekah Saat Sempit Menyuburkan Keimanan

Orang yang bersedekah di saat dirinya sedang membutuhkan, sebenarnya sedang melatih diri untuk bergantung penuh kepada Allah. Dia yakin bahwa walaupun hartanya sedikit, Allah tidak akan membiarkannya.

Inilah yang disebut dengan tawakal dan keyakinan sejati. Allah pasti cukupkan rezeki orang-orang yang percaya kepada-Nya.


Kesimpulan

Sedekah di saat sulit adalah ujian keimanan dan keikhlasan. Siapa pun bisa memberi saat lapang, tapi hanya orang yang percaya sepenuhnya kepada janji Allah yang mau memberi di saat dirinya sedang butuh.

Sedekah tidak akan mengurangi harta. Bahkan bisa jadi, sedekah kecil di waktu sulit lebih besar nilainya daripada sedekah besar di waktu kaya. Maka, jangan menunggu berlebih untuk mulai berbagi. Mulailah dari yang kecil, dengan hati yang ikhlas.
Catatan Kaki:

    Al-Qur’an, Surah Ali Imran: Ayat 134.

    HR. Al-Bukhari, no. 1419; Muslim, no. 1032

    Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah: Ayat 245.

    HR. Al-Bukhari, no. 1461 – Kisah sedekah Abu Thalhah.

    HR. Al-Bukhari, no. 2272 – Kisah tiga orang terjebak dalam gua.

    HR. Al-Bukhari, no. 1417 

Posting Komentar