Abdurrahman Murad
Abdurrahman Murad

Cara Sedekah yang Benar dan Berpahala Besar

“Cara Sedekah yang Benar dan Berpahala Besar”



Bersedekah adalah salah satu amalan mulia dalam Islam. Tapi agar sedekah kita diterima dan berpahala besar, ada adab dan cara yang perlu diperhatikan. Jangan sampai niat baik kita justru hilang nilainya karena cara yang salah.
1. Niat Ikhlas Karena Allah

Hal paling penting dalam setiap ibadah adalah niat. Termasuk dalam sedekah. Kita harus yakin bahwa sedekah yang kita keluarkan hanya untuk mencari rida Allah, bukan untuk pamer, mendapat pujian, atau berharap balasan dari manusia.

    “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung pada niatnya...”
    (HR. Al-Bukhari, no. 1; Muslim, no. 1907)¹

Kalau niat kita tidak ikhlas, maka sedekah bisa menjadi sia-sia, bahkan bisa menjadi dosa karena riya (pamer).
2. Jangan Menyebut-nyebut dan Menyakiti

Kadang, setelah bersedekah, ada orang yang menyebut-nyebut kebaikannya. Misalnya berkata, “Kalau bukan karena saya, dia nggak bisa makan.” Ini adalah sikap yang merusak pahala sedekah.

Allah ﷻ berfirman:

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)...”
    (QS. Al-Baqarah: 264)²

Jika kita ingin sedekah kita langgeng pahalanya, kita harus belajar memberi dengan rendah hati, lalu melupakannya.
3. Memberi dari Harta yang Baik

Allah menyukai sedekah yang berasal dari harta yang halal dan baik. Tidak harus mahal atau banyak, tapi harus bersih dan berasal dari sumber yang benar.

    “Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk daripadanya untuk kamu nafkahkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memejamkan mata terhadapnya.”
    (QS. Al-Baqarah: 267)³

Jadi, jangan bersedekah dengan barang bekas yang rusak atau makanan yang sudah basi, misalnya. Berikan sesuatu yang kita sendiri pun mau menerimanya.
4. Dahulukan yang Terdekat

Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita memprioritaskan orang terdekat dalam bersedekah, seperti keluarga, tetangga, atau kerabat miskin. Ini karena kita bisa mendapat dua pahala sekaligus: pahala sedekah dan pahala silaturahmi.

    “Sedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, dan sedekah kepada kerabat adalah dua pahala: sedekah dan silaturahmi.”
    (HR. At-Tirmidzi, no. 658)⁴

Jadi, jangan lupa tengok orang-orang dekat kita dulu. Kadang ada yang membutuhkan tapi malu untuk meminta.
5. Sedekah Diam-diam Lebih Baik

Sedekah yang dilakukan secara diam-diam bisa lebih menjaga keikhlasan dan mencegah riya. Tapi kalau tujuannya untuk mengajak orang lain ikut sedekah, maka boleh dilakukan secara terbuka, asalkan niatnya tetap lurus.

    “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.”
    (QS. Al-Baqarah: 271)⁵

6. Sedekah Tidak Harus Uang

Banyak orang berpikir sedekah itu hanya dalam bentuk uang. Padahal Rasulullah ﷺ menyebut bahwa setiap kebaikan adalah sedekah, termasuk:

    Senyum kepada saudara (HR. At-Tirmidzi, no. 1956)⁶

    Membantu orang lain

    Mengucapkan kata-kata yang baik

    Menyingkirkan gangguan di jalan

Jadi, jangan tunggu kaya dulu untuk mulai bersedekah. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil yang mudah kita lakukan setiap hari.


Agar sedekah kita berpahala besar, lakukan dengan ikhlas, sopan, dari harta yang halal, dimulai dari yang terdekat, dan sebisa mungkin tanpa pamer. Islam mengajarkan bahwa semakin kecil tapi ikhlas, itu lebih baik daripada besar tapi penuh riya.

Mari kita jadikan sedekah sebagai kebiasaan harian, karena sekecil apa pun, jika dikerjakan terus-menerus, akan menjadi ladang pahala yang besar di sisi Allah.
Catatan Kaki:

    HR. Al-Bukhari, no. 1; Muslim, no. 1907
    Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah: Ayat 264.

    Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah: Ayat 267.

    HR. At-Tirmidzi, no. 658.

    Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah: Ayat 271.

    HR. At-Tirmidzi, no. 1956.
 

Posting Komentar