- Abdurrahman Murad

Di zaman sekarang, menjadi seorang Muslim yang taat bukan hal yang mudah. Banyak tantangan dan godaan yang datang dari berbagai arah. Media sosial, pergaulan, gaya hidup modern—semuanya bisa memengaruhi keimanan kita jika tidak hati-hati. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa menjadi Muslim yang baik. Justru tantangan ini bisa menjadi ladang pahala jika kita mampu menghadapinya dengan sabar dan istiqamah.
Apa Itu Muslim yang Baik?

Seorang Muslim yang baik bukan berarti harus sempurna. Dalam Islam, tidak ada manusia yang luput dari dosa, kecuali para nabi. Tapi Allah mencintai hamba-Nya yang selalu berusaha memperbaiki diri. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

    “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang tobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri.”
    (QS. Al-Baqarah: 222)¹

Muslim yang baik adalah mereka yang menjaga hubungan dengan Allah (habl min Allah) dan hubungan baik dengan sesama manusia (habl min an-nas). Hal-hal kecil seperti salat tepat waktu, berkata jujur, menghormati orang tua, dan menepati janji adalah bagian dari akhlak seorang Muslim.
Tantangan Menjadi Muslim di Era Digital

Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah penggunaan media sosial. Banyak orang, termasuk Muslim, terjebak dalam budaya "pamer", menyebarkan berita tanpa tabayyun (klarifikasi), bahkan mengikuti tren yang bertentangan dengan nilai Islam.

Padahal Rasulullah ﷺ sudah mengingatkan:

    “Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika ia menceritakan semua yang ia dengar.”
    (HR. Muslim)²

Dengan kata lain, kita tidak boleh langsung menyebarkan informasi tanpa memastikan kebenarannya. Kita juga harus bijak dalam memilih konten, teman pergaulan digital, dan waktu yang kita habiskan di dunia maya. Waktu kita seharusnya dipakai untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
Menjaga Salat, Langkah Awal Menjadi Muslim Sejati

Salat adalah fondasi utama dalam hidup seorang Muslim. Ia bukan sekadar kewajiban, tapi juga sarana untuk menguatkan hati dan menjernihkan pikiran. Rasulullah ﷺ bersabda:

    "Perkara pertama yang akan dihisab (diperhitungkan) dari amal perbuatan seorang hamba pada hari kiamat adalah salat. Jika salatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya. Jika salatnya rusak, maka rusak pula seluruh amalnya."
    (HR. At-Tirmidzi, no. 413)³

Jika kita sudah terbiasa menjaga salat lima waktu, maka itu adalah modal dasar untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Allah berfirman:

    "Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar."
    (QS. Al-‘Ankabut: 45)⁴

Catatan Kaki:

    Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah Ayat
    HR. Muslim

    HR. At-Tirmidzi, no. 413. Dinyatakan hasan oleh At-Tirmidzi.

    Al-Qur’an, Surah Al-‘Ankabut