Kita sering mendengar ucapan “semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.” Tapi benarkah keluarga yang sakinah itu cukup hanya dengan kata-kata saja? Tentu tidak. Keluarga sakinah haruslah dibangun dengan sikap nyata dalam kehidupansehari- hari: lewat kejujuran, kesabaran, cinta, dan ibadah bersama.
Apa Itu Keluarga Sakinah?
Kata sakinah berarti tenang, damai, dan tenteram. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا
وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang."
(QS. Ar-Rūm: 21)¹
Ayat ini menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya penyatuan dua tubuh, tetapi penyatuan jiwa yang saling menenangkan dan saling menyayangi.
Contoh dari Rasulullah ﷺ
Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan sempurna dalam membina rumah tangga. Beliau bersikap lembut, membantu pekerjaan rumah, dan menyayangi istri-istrinya. Dalam hadis disebutkan:
خَيْرُكُمْ
خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan
aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku."
(HR. Tirmidzi)²
Kehidupan rumah tangga Rasul bukan tanpa ujian. Tapi beliau hadapi dengan sabar dan akhlak yang indah.
Amalan Nyata untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah
- Komunikasi yang Baik dan Lembut
Ucapan yang baik menguatkan cinta. Allah memerintahkan:
وَقُولُوا
لِلنَّاسِ حُسْنًا
"Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia."
(QS. Al-Baqarah: 83)¹
Dalam rumah tangga, kalimat positif jauh lebih bermanfaat daripada kemarahan yang tak perlu.
- Kesabaran dalam Menghadapi Kekurangan Pasangan
Tak ada manusia sempurna. Maka suami dan istri harus saling memahami. Imam al-Ghazali berkata:
_“Kesabaran dalam rumah tangga adalah jihad tersembunyi, namun pahalanya besar di sisi Allah.”_³
- Ibadah Bersama
Rasulullah ﷺ memberi contoh shalat malam bersama istri:
رَحِمَ
اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّى، وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ، فَإِنْ
أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ
"Semoga Allah merahmati suami yang bangun malam lalu shalat dan
membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan, ia percikkan air di wajahnya."
(HR. Abu Dawud)⁴
Ibadah bersama menambah keakraban spiritual dalam rumah tangga.
- Saling Mendoakan
Doa adalah kekuatan ruhani keluarga. Allah mengajarkan:
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan
kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang
bertakwa."
(QS. Al-Furqan: 74)¹
Imam Syafi’i pernah mengatakan:
_“Jika engkau ingin mendapatkan pasangan yang baik, maka jadilah engkau orang baik terlebih dahulu.”_⁵
Sementara Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menekankan bahwa rumah tangga adalah tempat menanam cinta yang halal dan berkah⁶.
Penutup
Keluarga sakinah tak bisa lahir dari sekadar harapan. Ia tumbuh dari tindakan nyata: sabar, ikhlas, jujur, penuh doa dan cinta. Jika setiap pasangan berusaha membangun rumah tangganya dengan niat karena Allah, maka insyaAllah sakinah bukan hanya impian, tapi kenyataan.
(Referensi)
- Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2011.
- Al-Tirmidzi, Muhammad bin Isa. Sunan al-Tirmidzi. Beirut: Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, 1987.
- Al-Ghazali, Abu Hamid. Iḥyā’ ‘Ulūm al-Dīn. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005.
- Abu Dawud, Sulaiman bin al-Asy’ats. Sunan Abī Dāwūd. Beirut: Dar al-Fikr, 1990.
- Dikutip dari kumpulan hikmah Imam Syafi’i dalam berbagai naskah klasik.
- Hamka, Buya. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983.
0 Komentar