Fenomena hijrah di kalangan generasi muda saat ini, khususnya Gen Z, sekarang banyak terlihat di media sosial seperti TikTok dan Instagram. Dimana Mereka menampilkan gaya hidup Islami, mulai dari cara berpakaian, mengikuti kajian daring, hingga membagikan pengalaman spiritual. Fenomena ini menunjukkan bahwa nilai agama tetap relevan meski dunia serba digital[1][2].
Namun sejatinya, hijrah tidak hanya sebatas tren atau perubahan penampilan dari luar. Dalam tradisi Islam, hijrah adalah perjalanan spiritual menuju kebaikan, meninggalkan kebiasaan buruk, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin juga menjelaskan bahwa inti dari hijrah ialah mujahadah an-nafs, perjuangan melawan hawa nafsu[3]. Hal ini dipertegas oleh Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad yang juga menekankan pentingnya niat ikhlas dan istiqamah setelah seseorang bertobat[4].
Media sosial memang memberi ruang ekspresi baru bagi Gen Z. dimana Banyak konten Islami viral yang sangat menginspirasi, bahkan mengajak orang lain berhijrah. Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa menjerumuskan pada sikap riya atau sekadar ikut-ikutan tanpa pemahaman mendalam[5][6]. Karena itu, ulama kontemporer seperti Komaruddin Hidayat menekankan pentingnya keseimbangan antara semangat beragama dan kesehatan psikologis di era digital[7].
Tantangan terbesar setelah hijrah adalah menjaga konsistensi. Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Katakanlah, aku beriman kepada Allah, lalu istiqamahlah.” (HR. Muslim)[8]
Ayat Al-Qur’an juga menegaskan:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar sebagaimana diperintahkan kepadamu, dan (juga) orang yang telah bertobat bersamamu.” (QS. Hud: 112)[9]
Kedua dalil ini menegaskan bahwa istiqamah adalah kunci setelah hijrah. Sebagaimana dijelaskan Yusuf al-Qardhawi dalam Al-Istiqamah fi Hayat al-Muslim, istiqamah menuntut kesungguhan dalam menjalani perintah Allah meskipun ada rintangan[10].
Sampailah pada kesimpulan, fenomena hijrah Gen Z adalah tanda positif bahwa nilai-nilai agama Islam tetap hidup di tengah derasnya arus modernitas. Namun, hijrah bukanlah tujuan akhir, melainkan pintu awal menuju istiqamah. Semoga kita dan generasi muda Muslim tidak berhenti pada euforia viral, tetapi benar-benar menjadikan hijrah sebagai langkah perubahan menuju pribadi berilmu, berakhlak, dan diridhai Allah SWT.
QS. Hud: 112.
Hilman Latief, Dakwah Digital di Indonesia: Antara Media Sosial dan Komunitas. Yogyakarta: UGM Press, 2021.
Ahmad Nurdin, “Fenomena Hijrah Remaja Muslim di Media Sosial,” Jurnal Ilmu Dakwah dan Pengembangan Komunitas Islam, Vol. 20, No. 2, 2022.
Abu Hamid al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1997.
Abdullah bin Alawi al-Haddad, Risalatul Mu’awanah. Tarim: Dar al-Hawi, 1990.
Pew Research Center, Gen Z, Social Media, and Religion. Washington DC: Pew Forum, 2019.
Komaruddin Hidayat, Psikologi Beragama: Menjadi Muslim di Era Digital. Jakarta: Gramedia, 2020.
Ibid.
Shahih Muslim, Kitab al-Iman, no. 38.
Yusuf al-Qardhawi, Al-Istiqamah fi Hayat al-Muslim. Kairo: Maktabah Wahbah, 1993.
0 Komentar